Monday, April 24, 2017

KITAB YUNUS

KITAB YUNUS




Dalam semua kitab nubuat, cirri utamanya adalah pesan allah kepada seorang nabi dan melalui nabi itu kepada Israel. Kekecualian satu-satunya adalah kitab yunus yang bersifat unik karena berisi cerita tentang pengalaman seorang nabi, bukan suatu laporan pemberitannya. Karena kitab ini ditempatkan dalam kanon alkitab diantara kitab-kitab para nabi, maka kita dapat menimbulkan bahwa pengalaman yunus adalah pemberitaanya. Cerita itu mencakup lebih banyak hal dari pada sekedar peristiwa yunus ditelan oleh seekor ikan.

1. Kisah yunus 
a.   Perintah allah dan akibatnya
Kitab itu dimulai begitu saja dengan firman allah: “bangunlah, pergilah keniniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap mereka, karena kejahatanya telah sampai kepadaku” (yunus 1:2). Tetapi yunus tidak pergi ke timur ke arah asyur, melainkan malah naik kapal diyafo menuju tarsis  kearah berlawanan, jauh dari hadapan tuhan” (yunus 1:3)
Allah menurunkan badai besar dan kapal kecil itu hampir hancur. Para awak kapal yang terdiri dari orang-orang kafir mulai berdoa kepada ilahi mereka. Untuk meringankan beban kapal, mereka membuang muatan kapal ke dalam laut. Nahkoda kapal membangunkan yunus yang sedang tidur diruang kapal yang paling bawah dan mendesaknya untuk berdoa kepada allahnya. Para awak kapal membuang undi untuk memutuskan, siapa yang mengakibatkan mereka ditimpa malapetaka itu dan undian itu jatuh kepada yunus. Ia mengakui bahwa ia mencoba melarikan diri dari allah (yunus 1:10) dan mendesak mereka untuk melemparkanya kedalam laut (yunus 1:12). Mula –mula mereka tidak bersedia. Mereka berusaha untuk kembali ke darst tetapi ternyata mereka tidak sanggup, “sebab laut semakin bergelora menyerang mereka” (yunus1:13). Akhirnya mereka mencampakkan yunus kedalam laut, “dan laut berhenti mengamuk” (yunus 1:15) “maka atas penetuan tuhan datanglah seekor ikan besar yang menelan yunus, dan yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya” (yunus 1:17). Kemudian allah berfirman kepada ikan itu, “dan ikan itupun memuntahkan yunus kedarat” (yunus 2:10) 

b.  Perintah kedua dan hasilnya

Allah memberi kesempatan kedua kepada yunus, Ia mengutusnya kembali untuk pergi ke niniwe, kali ini yunus pergi. Satu-satunya dicatat tentang pemberitaanya adalah “empat puluh hari lagi maka niniwe akan ditunggang-balikkan” (yunus 3:4). Tetapi pemberitaanya tentu disertai dengan keyakinan yang kuat karena “orang – orang niniwe  percaya kepada allah, lalu mereka mengumumkan puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung” (yunus 3:5) berita itu sampai kepada “raja ninuwe” yang mengumumkan untuk mengadakan puasa secara nasional, berdoa kepada allah dan berbalok dari kejahatan (yunus 3:7-8) allah melihat bagaimana orang-orang itu “berbalik dari tingkah lakunya yang jahat” (yunus 3:10) dan ia menyesal atas rencanany a terhadap kota itu.

c.    Akhir cerita
Yunus yang tidak mau pergi keniniwe untuk menyampaikan pesan allah terhadap mereka menjadi marah karena orang niniwe telah bertobat dari perbuatan jahat mereka ketika Ia mengajar mereka. Ia sangat terpengaruh oleh matinya pohon jarak itu, pohon yang untuknya ia tidak berjerih payah. Tentang hal ini allah berfirman “bagaimana tidak aku sayang  kepada niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semunaya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri dengan ternaknya yang banyak?” (yunus 4:11)  

2. Penafsiran kisah ini
Pada waktu lampau peristiwa yang diceritakan dalam kitab yunus biasanya dianggap benar-benar terjadi. Tetapi para ahli modern dengan berbagai alasan, cenderung untuk tidak menerima cerita ini sebagai sejarah melainkan sebagai mitos, alegori atau perumpamaan.
a.   Penafsiran secara historis
Cerita itu diawali seperti nubuat-nubuat dalam kitab-kitab lain: “datanglah firman tuhan kepada yunus” (yunus 1:1). Penyajianya bukan dalam bentuk mimpi atau penglihatan, tetapi dalam keadaan yang mengharuskan yunus untuk bangkit dan berangkat ke niniwe.
Namun penafsiran kitab yunus sebagai sejarah sering ditantang berdasarkan beberapa alasan, yang pertama dan terutama adalah cerita tentang “ikan besar”. Sejumlah penulis secara terus terang menyatakan, seekoir ikan paus (ikan terbesar yang diketahui) tidak dapat menelan manusia, walaupun akhir-akhir ini diakui ada sejenis ikan paus dengan ternggorokan yang cukup besar untuk  menampug manusia.
Kadang-kadang ada yang mengemukakan andaikata yunus benar-benar ditelan dan tetap hidup, tidak masuk akal ia akan menyusun sebuah mazmur sementara ia berada dalam perut ikan (lihat 2:1-9)
Ada alasan yang lebih berat lagi bahwa cerita itu bukanlah peristiwa sejarah, yakni masalah tentang niniwe. Menurut yunus 3:3, niniwe adalah kota yamng mengagumkan besarnya, kira-kira 100 km diameternya, atau mungkin kelilingnya. Sekarang lokasi kota niniwe sudah diketahui, sebagian tembok-temboknya telah digali, dan ternyata tidak sebesar itu.
Masih ada lagi keberatan yang lebih serius, yakni rincian pertobatan niniwe tidak memiliki kemungkinan historis. Misalnya, bahasa apa yang dipakai yunus untuk memberitakan firman allah. Apakah ia secara luar biasa mempelajari bahasa asyur, atau apakah orang-orang disana secara ajaib dapat mengerti bahasa ibrani, atau apakah ini merupakan mujizat bahasa lidah? Bagaimana rupa perintah raja tersebut sehingga ternakpun tidak boleh makan atau minum? Bagaimana hal ini dapat dipaksakan pada binatang dan apa makna keagamaanya ? mengapa binatang-binatang juga mengenakan kain kabung? Lagi pula apakah bukti niniwe pernah mengalami prtobatan agama seperti itu. Tetapi masalah ini masih terus diperdebatkan dan belum ada penyelesaian pasti. Untuk sementara kita tidak bisa menilai apakah penafsiran historis atas kitab yunus dapat diterima atau tidak.
b.  Penafsiran secara non-historis
Ada juga beberapa cara penafsiran yang memandang bahwa kitab yunus tidak dimaksudkan sebagai kitab sejarah.
mitos 
mitos berusaha menyajikan kebenaran tentang pengalaman manusia atau asal usul alam (biasanya melibatkan para dewa) dalam bentuk yang kelihatanya historis. Dalam mitos-mitos kuno, pergumulan manusia melawan alam atau bahkan pergumulan alam sendiri dengan musim tanam dan panen, sering digambarkan sebagai pertarungan dengan dewa tertentu atau antara dewa-dewa.
Alegori
Dalam alegori, suatu cerita menyampaikan pesan tertentu dan setiap rincianya member sumbangan pada maksud cerita itu secara keseluruhan.
perumpamaan
perumpamaan adalah cerita pendek yang melambangkan kebenaran moral atau rohani. Tidak sperti alegori (yang sering disamakan dengan perumpamaan), tiap-tiap bagian dari perumpamaan tidak memiliki arti tersendiri.

c.   Penafsiran mana yang benar?
Tidak ada penyelesaian yang mudah. Para penganut penafsiran historis harus mengakui, bahwa tidak ada jawaban yang betul-betul memuaskan terhadap beberapa pertanyaan yang timbul. Para penganut penafsiran perumpamaan atau fiksi keagamaan, haeus menerangkan bagaimana yesus menggunakan cerita yunus dalam kitab-kitab injil.
Salah satu prinsip yang dipegang teguh dalam penelitian alkitab ialah bahwa pesan religius lebih penting daripada rincian historis, bahkan dlam perikop yang benar-benar bersifat historis. Alkitab bukanlah hal suatu kitab yang memuaskan rasa ingin tahu tentang orang-orang dan peristiwa-peristiwa di timur tengah  kuno. Alkitab diilhami oleh roh allah, dengan tujuan untuk mengajarkan kebenaran dan memperbaiki kelakuan. Sebagai bagian dari kanon alkitab, kitab yunus tentu harus dipelajari dengan perhatian utama pada pesan religiusnya. Dlam hal ini penafsiran historis  dan penafsiran perumpamaan terdapat bersama-sama, karna masing-masing pendekatan ini menghasilkan pelajaran yang samayakni: allah memperhatikan bangsa-bangsa lain dan ia memerintahkan hamba-hambanya untuk memberitakabn pesanya kepada bangsa tersebut.

      
3. Sumbangsih teologis
a.     Konsep allah
Tentu saja allah yunus adalah tuhan allah Israel. Tampaknya yunus termasuk salah seorang yang percaya bahwa allah terbatas pada tanah  tempat tinggal umatnya, karena ia berusaha untuk pergi “jauh dari hadapan tuhan” (yunus 1:3) dengan melarikan diri ke tarsis. Namun, ia masih percaya, allah adalah “allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan” (yunus 1:9).  Ia mengakui adanya hubungan antara ketidaktaatanya dengan badai yang besar itu, dan ia juga percaya, apabila ia dicampakkan kelaut, maka laut itu akan reda (yunus 1:12). Ia percaya, allah mendengar dan menjawab doanya (yunus 2:1,6) sehingga ie kembali kepadanya pada saat ia putus asa (yunus 2:7) yunus juga mengetahui, allah adalah allah pengasih dan penyayang yang panjang sabar dan berlimpah kasih setianya” (yunus 4:2) dan ia percaya allah akan memperlihatkan anugerahnya kepada orang niniwe jika mereka bertobat (yunus 3:10, 4:2a)
b.     Rencana penyelamatan yang universal

Dengan  berbagai cara dan dalam berbagai masa allah memperlihatkan rencana penyelamatanya kepada orang-orang pilihanya. Bangsa pilihanya harus menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain sebagaimana telah dinyatakan kepada abram, ishak, yunus dan lain-lain, namun ternyata pada masa yesus hal ini belum juga diterima (lihat matius 21:43). Pengutusan yunus oleh allah ke niniwe tidak mencerminkan teologi yahudi pada abad ke-9 atau ke-8 ataupun abad ke-4 sM. Kebenaran tentang allah yang adalah allah segala bangsa dan menginginkan supaya semua orang mengenal dia dan rencana penyelamatanya, tidak timbul dari akal budi manusia. Hal itu adalah pernyataan allah kepada nabi-nabinya dan rupanya pernyataannya dating kepada yunus dengan cara yang paling luar biasa.

No comments:

Post a Comment

TAMBAHAN DAN KONFIRMASI ULANG MENGENAI NUBUATAN YANG KAMI SAMPAIKAN MENGENAI BASUKI TJAHAJA PURNAMA

TAMBAHAN DAN KONFIRMASI ULANG MENGENAI NUBUATAN YANG KAMI SAMPAIKAN MENGENAI BASUKI TJAHAJA PURNAMA Seperti telah diketahui dan dibaca s...