KITAB YUNUS
Dalam
semua kitab nubuat, cirri utamanya adalah pesan allah kepada seorang nabi dan
melalui nabi itu kepada Israel. Kekecualian satu-satunya adalah kitab yunus
yang bersifat unik karena berisi cerita tentang pengalaman seorang nabi, bukan suatu
laporan pemberitannya. Karena kitab ini ditempatkan dalam kanon alkitab
diantara kitab-kitab para nabi, maka kita dapat menimbulkan bahwa pengalaman
yunus adalah pemberitaanya. Cerita itu mencakup lebih banyak hal dari pada
sekedar peristiwa yunus ditelan oleh seekor ikan.
1. Kisah yunus
a.
Perintah
allah dan akibatnya
Kitab itu dimulai begitu saja dengan firman
allah: “bangunlah, pergilah keniniwe, kota yang besar itu, berserulah terhadap
mereka, karena kejahatanya telah sampai kepadaku” (yunus 1:2). Tetapi yunus
tidak pergi ke timur ke arah asyur, melainkan malah naik kapal diyafo menuju
tarsis kearah berlawanan, jauh dari
hadapan tuhan” (yunus 1:3)
Allah menurunkan badai besar dan kapal kecil
itu hampir hancur. Para awak kapal yang terdiri dari orang-orang kafir mulai
berdoa kepada ilahi mereka. Untuk meringankan beban kapal, mereka membuang
muatan kapal ke dalam laut. Nahkoda kapal membangunkan yunus yang sedang tidur
diruang kapal yang paling bawah dan mendesaknya untuk berdoa kepada allahnya.
Para awak kapal membuang undi untuk memutuskan, siapa yang mengakibatkan mereka
ditimpa malapetaka itu dan undian itu jatuh kepada yunus. Ia mengakui bahwa ia
mencoba melarikan diri dari allah (yunus 1:10) dan mendesak mereka untuk
melemparkanya kedalam laut (yunus 1:12). Mula –mula mereka tidak bersedia.
Mereka berusaha untuk kembali ke darst tetapi ternyata mereka tidak sanggup,
“sebab laut semakin bergelora menyerang mereka” (yunus1:13). Akhirnya mereka
mencampakkan yunus kedalam laut, “dan laut berhenti mengamuk” (yunus 1:15)
“maka atas penetuan tuhan datanglah seekor ikan besar yang menelan yunus, dan
yunus tinggal di dalam perut ikan itu tiga hari tiga malam lamanya” (yunus
1:17). Kemudian allah berfirman kepada ikan itu, “dan ikan itupun memuntahkan
yunus kedarat” (yunus 2:10)
b. Perintah kedua dan hasilnya
Allah memberi kesempatan kedua kepada yunus,
Ia mengutusnya kembali untuk pergi ke niniwe, kali ini yunus pergi.
Satu-satunya dicatat tentang pemberitaanya adalah “empat puluh hari lagi maka
niniwe akan ditunggang-balikkan” (yunus 3:4). Tetapi pemberitaanya tentu
disertai dengan keyakinan yang kuat karena “orang – orang niniwe percaya kepada allah, lalu mereka mengumumkan
puasa dan mereka, baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung”
(yunus 3:5) berita itu sampai kepada “raja ninuwe” yang mengumumkan untuk
mengadakan puasa secara nasional, berdoa kepada allah dan berbalok dari
kejahatan (yunus 3:7-8) allah melihat bagaimana orang-orang itu “berbalik dari
tingkah lakunya yang jahat” (yunus 3:10) dan ia menyesal atas rencanany a
terhadap kota itu.
c.
Akhir cerita
Yunus yang tidak mau pergi keniniwe untuk
menyampaikan pesan allah terhadap mereka menjadi marah karena orang niniwe
telah bertobat dari perbuatan jahat mereka ketika Ia mengajar mereka. Ia sangat
terpengaruh oleh matinya pohon jarak itu, pohon yang untuknya ia tidak berjerih
payah. Tentang hal ini allah berfirman “bagaimana tidak aku sayang kepada niniwe, kota yang besar itu, yang
berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semunaya tak tahu
membedakan tangan kanan dari tangan kiri dengan ternaknya yang banyak?” (yunus
4:11)
2. Penafsiran kisah ini
Pada
waktu lampau peristiwa yang diceritakan dalam kitab yunus biasanya dianggap
benar-benar terjadi. Tetapi para ahli modern dengan berbagai alasan, cenderung
untuk tidak menerima cerita ini sebagai sejarah melainkan sebagai mitos,
alegori atau perumpamaan.
a.
Penafsiran
secara historis
Cerita itu diawali seperti nubuat-nubuat
dalam kitab-kitab lain: “datanglah firman tuhan kepada yunus” (yunus 1:1).
Penyajianya bukan dalam bentuk mimpi atau penglihatan, tetapi dalam keadaan
yang mengharuskan yunus untuk bangkit dan berangkat ke niniwe.
Namun penafsiran kitab yunus sebagai sejarah
sering ditantang berdasarkan beberapa alasan, yang pertama dan terutama adalah
cerita tentang “ikan besar”. Sejumlah penulis secara terus terang menyatakan,
seekoir ikan paus (ikan terbesar yang diketahui) tidak dapat menelan manusia,
walaupun akhir-akhir ini diakui ada sejenis ikan paus dengan ternggorokan yang
cukup besar untuk menampug manusia.
Kadang-kadang ada yang mengemukakan andaikata
yunus benar-benar ditelan dan tetap hidup, tidak masuk akal ia akan menyusun
sebuah mazmur sementara ia berada dalam perut ikan (lihat 2:1-9)
Ada alasan yang lebih berat lagi bahwa cerita
itu bukanlah peristiwa sejarah, yakni masalah tentang niniwe. Menurut yunus
3:3, niniwe adalah kota yamng mengagumkan besarnya, kira-kira 100 km
diameternya, atau mungkin kelilingnya. Sekarang lokasi kota niniwe sudah
diketahui, sebagian tembok-temboknya telah digali, dan ternyata tidak sebesar
itu.
Masih ada lagi keberatan yang lebih serius,
yakni rincian pertobatan niniwe tidak memiliki kemungkinan historis. Misalnya,
bahasa apa yang dipakai yunus untuk memberitakan firman allah. Apakah ia secara
luar biasa mempelajari bahasa asyur, atau apakah orang-orang disana secara
ajaib dapat mengerti bahasa ibrani, atau apakah ini merupakan mujizat bahasa
lidah? Bagaimana rupa perintah raja tersebut sehingga ternakpun tidak boleh
makan atau minum? Bagaimana hal ini dapat dipaksakan pada binatang dan apa
makna keagamaanya ? mengapa binatang-binatang juga mengenakan kain kabung? Lagi
pula apakah bukti niniwe pernah mengalami prtobatan agama seperti itu. Tetapi
masalah ini masih terus diperdebatkan dan belum ada penyelesaian pasti. Untuk
sementara kita tidak bisa menilai apakah penafsiran historis atas kitab yunus
dapat diterima atau tidak.
b. Penafsiran secara non-historis
Ada juga beberapa cara penafsiran yang
memandang bahwa kitab yunus tidak dimaksudkan sebagai kitab sejarah.
mitos
mitos berusaha menyajikan kebenaran tentang
pengalaman manusia atau asal usul alam (biasanya melibatkan para dewa) dalam
bentuk yang kelihatanya historis. Dalam mitos-mitos kuno, pergumulan manusia
melawan alam atau bahkan pergumulan alam sendiri dengan musim tanam dan panen,
sering digambarkan sebagai pertarungan dengan dewa tertentu atau antara
dewa-dewa.
Alegori
Dalam alegori, suatu cerita menyampaikan
pesan tertentu dan setiap rincianya member sumbangan pada maksud cerita itu
secara keseluruhan.
perumpamaan
perumpamaan adalah cerita pendek yang
melambangkan kebenaran moral atau rohani. Tidak sperti alegori (yang sering
disamakan dengan perumpamaan), tiap-tiap bagian dari perumpamaan tidak memiliki
arti tersendiri.
c.
Penafsiran mana
yang benar?
Tidak ada
penyelesaian yang mudah. Para penganut penafsiran historis harus mengakui,
bahwa tidak ada jawaban yang betul-betul memuaskan terhadap beberapa pertanyaan
yang timbul. Para penganut penafsiran perumpamaan atau fiksi keagamaan, haeus
menerangkan bagaimana yesus menggunakan cerita yunus dalam kitab-kitab injil.
Salah satu
prinsip yang dipegang teguh dalam penelitian alkitab ialah bahwa pesan religius
lebih penting daripada rincian historis, bahkan dlam perikop yang benar-benar
bersifat historis. Alkitab bukanlah hal suatu kitab yang memuaskan rasa ingin
tahu tentang orang-orang dan peristiwa-peristiwa di timur tengah kuno. Alkitab diilhami oleh roh allah, dengan
tujuan untuk mengajarkan kebenaran dan memperbaiki kelakuan. Sebagai bagian
dari kanon alkitab, kitab yunus tentu harus dipelajari dengan perhatian utama
pada pesan religiusnya. Dlam hal ini penafsiran historis dan penafsiran perumpamaan terdapat
bersama-sama, karna masing-masing pendekatan ini menghasilkan pelajaran yang
samayakni: allah memperhatikan bangsa-bangsa lain dan ia memerintahkan
hamba-hambanya untuk memberitakabn pesanya kepada bangsa tersebut.
3. Sumbangsih teologis
a.
Konsep allah
Tentu saja
allah yunus adalah tuhan allah Israel. Tampaknya yunus termasuk salah seorang
yang percaya bahwa allah terbatas pada tanah
tempat tinggal umatnya, karena ia berusaha untuk pergi “jauh dari
hadapan tuhan” (yunus 1:3) dengan melarikan diri ke tarsis. Namun, ia masih
percaya, allah adalah “allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan
dan daratan” (yunus 1:9). Ia mengakui
adanya hubungan antara ketidaktaatanya dengan badai yang besar itu, dan ia juga
percaya, apabila ia dicampakkan kelaut, maka laut itu akan reda (yunus 1:12).
Ia percaya, allah mendengar dan menjawab doanya (yunus 2:1,6) sehingga ie
kembali kepadanya pada saat ia putus asa (yunus 2:7) yunus juga mengetahui,
allah adalah allah pengasih dan penyayang yang panjang sabar dan berlimpah kasih
setianya” (yunus 4:2) dan ia percaya allah akan memperlihatkan anugerahnya
kepada orang niniwe jika mereka bertobat (yunus 3:10, 4:2a)
b.
Rencana
penyelamatan yang universal
Dengan berbagai cara dan dalam berbagai masa allah
memperlihatkan rencana penyelamatanya kepada orang-orang pilihanya. Bangsa
pilihanya harus menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain sebagaimana telah
dinyatakan kepada abram, ishak, yunus dan lain-lain, namun ternyata pada masa
yesus hal ini belum juga diterima (lihat matius 21:43). Pengutusan yunus oleh
allah ke niniwe tidak mencerminkan teologi yahudi pada abad ke-9 atau ke-8
ataupun abad ke-4 sM. Kebenaran tentang allah yang adalah allah segala bangsa
dan menginginkan supaya semua orang mengenal dia dan rencana penyelamatanya,
tidak timbul dari akal budi manusia. Hal itu adalah pernyataan allah kepada
nabi-nabinya dan rupanya pernyataannya dating kepada yunus dengan cara yang
paling luar biasa.
No comments:
Post a Comment