Wednesday, April 12, 2017

SEJARAH SINGKAT BERBAGAI ALIRAN PENAFSIRAN

SEJARAH SINGKAT BERBAGAI ALIRAN PENAFSIRAN  



Image result for SEJARAH SINGKAT BERBAGAI ALIRAN PENAFSIRAN
             

      Mempelajari sejarah hermeneutik adalah suatu bidang yang sngat penting. Sejarah hermeneutik juga membuat penafsir abad ke 20 sadar betapa banyaknya cara atau system penafsiran. Mempelajari sejarah hermeneutik  jelas membantu penafsir modern memilih jalan yang lebih baik untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang sama:
1.       Cara penafsiran orang yahudi : ezra – zaman tuhan yesus
Orang yahudi memiliki sejarah penafsiran yang panjang. Ezra seorang ahli taurat/kitab, boleh dilihat sebagai pelopor penafsir pada zman itu. Walaupun dalam arti sempit, ezra adlah hanya seorang terpelajar yang giat mengajar hukum musa.


Penafsiran harfiah
Penafsiran ini tidak terlalu menonjol dalam Talmud.

Penafsiran midrash
          Sering kali mereka melangkah lebih jauh sehingga memberi arti kepada suatu kata tanpa memperhatikan konteks, atau menggabungkan bagian ayat yang mengandung kata-kata yang sama tanpa memperhatikan tanpa memperhatikan apakah kata tersebut menunjukkan ide yang sama.

Penafsiran elegori
          Salah seorang penafsir ini adalah philo, ia percaya bahwa tatkala pengarang-pengarang PL menulis,sesungguhnya mereka dalam keadaan pasif dan tidak mengusai diri. Namun demikina ia tetap percaya bahwa arti harfiah dari PL adalah kurang penting dibandingkan dengan filsafat orang yunani. Untuk mengharmoniskan  pendirianya sebagai seorang penganut yudaisme dan pecinta filsafat yunani. Ia bertolak dari pandangan demikian. Ia berpendapat arti harfiah hanya untuk mereka yang belum memiliki daya pemikiran yang dewasa.  

Penafsiran tipologi     
          Manurut james D.G. dunn motif eskhatologis demikian dapat terbaca dengan memperbandingkan catatan mengenai taman eden dengan yesaya 11:6-8, amos 9:13. Peristiwa keluar mesir dengan yesaya 43:16-21,52:11, hosea 2:14-20; daud dengan penyelamat yang akan datang yang terdapat di yesaya 11:1; yeremia 23:5, ezejiel 34:23,37:24 dan lain-lain.

2. Cara penfsiran tuhan yesus dan orang Kristen abad pertama
Menurut C.H. Dodd dari cara mereka mengutip PL menunjukkan pemakaian metode-metode tertentu. Merka memperhatikan konteks dari kutipan-kutipan PL, dan mengambil konteks – konteks tersebut sebagai dasar argumen mereka. Dan mereka pun memperhatikan proses sejarah agama orang Israel secara keseluruhan.

3.   Cara penafsiran alegoris pada abad-abad pertama
Di tinjau dari beberapa aspek cara pnfsiran ini terdapat beberapa kelemahan yang cukup serius yaitu:
1.    Melalaikan unsure-unsur sejarah sehingga seolah-olah fakta sejarah bukan sesuatu  yang sungguh terjadi.
2.    Mereka kurang memperhatikan bahwa wahyu allah diberikan secara bertahap, sehingga ada kalanya PL di anggap lebih jelas dari PB
3.    Mereka menganggap bahwa alkitab, terutama PL penuh dengan perumpamaan, teka-teki, hal-hal yang sulit dimengerti sehingga harus memakai penafsiran alegoris untuk menjelaskannya.
4.    Mereka telah mengaburkan penafsiran tipologis dengan alegoris. Mereka juga condong mencampurbaurkan alegori dengan “mistik” “arti rohani”
5.    Mereka percaya bahwa filsafat yunani tercantum dalam PL, dengan mempergunakan penafsiran alegoris, mereka dapat menemukanya.
6.    Cara ini sangat subyektif dan condong kepada imajinasi yang tak terkontrol
7.    Dengan cara ini akhirnya firman allah jadi kabur, tidak jelas.

4.   Cara pengasiran harfiah pada abad-abad pertama 
Seorang tokoh Theodore, seporang penafsir yang lebih unggul dari John Chrysostom, seorang pengkhotbah yang terkenal denga bersama tokoh yang lain berpendapat bahwa ilham adalah diberikan kepada penulis alkitab dalam keadaan sadar dan melalui pemikiran mereka.

5.  Cara penafsiran bapak-bapak gereja latin dan medieval 
1.      Ambrose , cara penafsiranya adalah alegoris dan tidak memperhatikan pengertian sejarah. Metode penafsiranya banyak dipengaruhi oleh bapak-bapak gerja yunani, terutama basil seorang penafsir alegoris.
2.      Jerome, terkenal dengan vultage, seorang penafsir yang tidak konsekwen dan ada kalanya tergesa-gesa.
3.      Augustinus,  ia sering tidak konsekwen dalam pemakain teori ini dan di lain pihak rupanya teori ini juga tidak diperhatikan dan dimengerti oleh orang lain.

Masa medieval 
          Untuk mendapat pandangan yang lebih obyektif beberapa tokoh pada zaman itu yang cukup unik  perlu diperhatikan:
Thomas Aquinas (1225 – 1274)
Dia berpendapat bahwa pertimbangan teologis harus berdasar pada arti harfiah alkitab, namun, demikian ia tetap percaya bahwa alkitab memiliki 4 macam arti.




Nicholas dari lyra (1279 – 1340)
Dia tidak terlepas dari pengaruh pandngan-pandangan zaman itu, bahkan ia masih menerima penafsiran tentang 4 pengertian tentang alkitab, tetapi pada hakekatnya ia hanya menekankan dua pengertian yakni pengetian harfiah dan mistik.

Aliran mistik
Pada abad pertengahan aliran mistik hidup berdampingan dengan pikiran skolastik. Mereka menafsir hubungan kasih dalam kitab tersebut sebagai hubungan allah dengan umatnya dan sukacita yang dilukis dalam kitab tersebutsebagai sukacita dalam hubungan ini.

Hugo dari st. victor (1096-1141)
Hugo percaya bahwa alkitab mengandung tiga pengertian: sejarah, alegori, anagogi.

Richard dari st. victor (           -1173)
Lebih banyak memakai metode dialketik dan alegoris daripada hugo.

Bernard dari clairvaux (1090-1153)
Ia percaya bahwa bahw adengan merenungkan kristus jiwa manusia dipenuhi dengan pengetahuan  dan kegembiraan yang luar biasa.


6.   Cara penafsiran masa renaissance, reformasi, post reformasi
Merupakan suatu reaksiterhadap suatu skolastik, pertapaan biara dan otoritas gereja. Beberapa tokoh dari masa itu yang perlu disinggung secara singkat disini adlah:
John Reuchlin (1455 – 1522)
Ia menunjukkan kepandaianya dalam menguasai banyak pengetahuan, khususnya bahasa yunani, ibrani dan latin.

John Colet (1467 – 1519)
Colet telah banyak mempengaruhi Erasmus sehingga ia lebih banyak memperhatikan bahas ayunani dan cara penafsiran alkitab yang tepat.

Desiderius Erasmus (1466 – 1536)
Sumbangsih Erasmus terlihay dalam penerbitan alkitab PB bahasa yunani.

Martin luther (1483 -1516)
Menurut F.F. bruce, martin luther adalah seorang penafsir abad 16 yang paling berpengaruh.

John Calvin (1509 – 1564)
Tafsiranya yang hampir mencakup semua kitab dari alkitab adalah suatu karya yang begitu bernilai


7.  Cara-cara penafsiran pada abad ke-19
Beberapa contoh dari abad ini perlu diperkenalkan disini adalah:
Ferdinan Christian Baur (1792 – 1860)
Baur percaya kekristenan mula-muladitandai dengan perpecahan antara gereja yerusalem dan misi paulus.

Julius Wellhausen (1844 – 1918)
Ia berpendapat bahwa bahan-bahan tentang moralk agama yang lebih “kasar” atau primitif harus dimasukkan kedalam masa yang lebih dini, sedangkan bahan-bahan yang lebih “sopan” atau meju dapat digolongkan ke dalam masa agak kemudian.

Friedrich Daniel Ernst schleirmacher (1768 – 1834)
Ia berpendapat bahwa walaupun dengan pendekatansejarah, pembaca-pembaca moderndapat mengerti maksud dari penulis alkitab, tetapi mereka tidak dapat memperoleh suatu berita yang relevan.
David Friedrich straus (1808 – 1874)
Straus mengambil pendekatan mistik ia tidak percayabahwa allah yang melampaui universa, menguasai kehidupan manusia diatas bumi ini, sehingga ia tidak dapat menerima kesaksian injil tentang kristus.

J.C.K. Von Hofmann (1810 – 1877)
Ia mencoba mencari jalan keluar bagi dilemma antara golongan ortodoks dan liberal. Ia berusaha menggabungkan teorii pengalaman agama dari schleirmacher, analisa-analisa alkitab dan teologi Lutheran menjadi satu.

8.  Cara-cara penafsiran abad ke-20
Pada abad 20 juga ditandai dengan berkurangnya pengaruh dari gereja-gereja yang berada dieropa  dana bertambahnya sumbangsih yang diberi oleh gereja-gereja dari benua baru. Dan belakangan ini, makin menonjolnya kekuatan gereja-gereja dari dunia ke tiga.

A. Neo-Ortodoks
Teologi ini boleh disebut sebagai teologi barthian dilihat dari penkananya akan penghakiman allah terhadap manusia teologi ini dapat disebut sebagai teologi krisis.
B. Rudolf Bultmann (1884 -      )
Walaupun pandanganya cukup radikal, ditambah lagi beberapa pengikutnya mendorongnya untuk lebih ekstrim, dia dikatakan tetap percaya bahwa dalam bahasa mitos PB terkandung kebenaran tertinggi, yang tidak lebih rendah darifirman allah yang diberikan kepada manusia. 
C. Penafsiran Hermeneutik Baru
Tokoh-tokoh dari aliran ini, Ernst fuchs dan Gerhard ebeling, percaya bahwa hermeneutik bukan sekedar menyelidiki hukum-hukum penafsiran saja. Sebab bahasa itu sendiri sudah bersifat penafsiran dan eksistensial, maka hermeneutik harus maju selangkah menyelidiki “makna” bahasa itu dan berusahasupaya PB berbicara kepada pembaca modern lagi.
D.Penafsiran sejarah agama. (religionsgeschichte, bahasa jerman)
Pendekatan demikian menitikberatkan pengaruh agama-agama yang sezaman dengan PB terhadap diri PB. Pada umumya aliran itudapat dibagi dalam tiga kelompok, yakni yang memperhatikan pengaruh dari pikiran yahudi, yunani, dan gnostik atau agama mistik.
E. Penafsiran Permulaan “Jiwa Universal”
Mengambil gaya bahasa sebagai kunci penafsiran kisah para rasul, bukan penemuan ilmu purbakala atau sejarah. Mereka percaya antara pengikut-pengikut yesus dan gereja terdapat perbedaan pandangan yang dapat dipegang sebagai kunci penafsiran, misalnya adanya “jiwa universal” dari gereja setelah masa rasul-rasul.
F. Penafsiran Sejarah Keselamatan
Percaya bahwa otoritas alkitab terletak pada kemampuanya mengajak kita menghadapi fakta yang lebih sempurna dan penting daripada apa yang sudah kita tau.
G. Penafsiran Eskatologi
Penafsiran dari golongan ini sangat menekankan tema eskatologi. (teologi pengharapan)
H.Pelbagai Analisa (Criticism, bahasa inggris)
Abad ke 20, sebagai penerus abad 19, makin diramaikan oleh pelbagai analisa. Analisa-analisa ini dikatakan terbatas kepada penafsir-penafsir tertentu. Juga menunjukkan bahwa golongan injili mengambil sikap yang lebih terbuka terhadapanalisa-analisa ini, dan berusaha memakainya dengan sikap membangun.
I.   Penafsir Kontekstualisasi
Penafsiran-penafsiran dari golongan ini tidak terlalu menghiraukan doktrin ortodoks mengenai alkitab.yang dipentingkan oleh mereka adalah bagaimana alkitab dapat dipakai sebagai dasar atau patokan dalam perjuangandi dunia ini dan pada masa kini.
J.   Penekanan Terhadap tata bahasa dan latar belakang .
Para pelajar penafsiran mungkin dibingungkan oleh pelbagai macam teori baru pada abad ini. Teori-teori ini ada yang cukup moderat yang dekat dengan kaum injili, tetapi ada yang sedemikian radikal dan ekstrim sehingga alkitab dipandang tidak lebih dari catatan pengalaman agama, atau sekedar catatan iman kepercayaan gereja mula-mula.


K. Penafsiran Golongan Injili
1.      Golongan dispensasi
Mereka percaya bahwa sejarah dapat dibagi dalam tujuh masa, yakni masa tak bersalah, masa hati nurani, masa pemerintahan manusia, masa janji, masa hukum, masa anugerah dan masa kerajaan.
2.      Golongan Fundamentalisme
Bertujuan melawan pikiran-pikiran modernis. Pada dasarnya mereka sangat hormat kepada alkitab, hanya saying ada sebagian pemimpin dari golongan ini menunjukkan sikap yang curiga terhadap rasio.
3.      Golongan Moderat
Menunjukkan jiwa penginjilan yang tinggi, menghormati alkitab sebagai firman allah, tetapi juga menjaga mutu akademisyang baik. Penafsiran mereka biasanya memperhatikan konteks, tata bahasa, sejarah dan pengertian harfiah.
4.      Meditasi dan Alegori

Memperhatikan fungsi alkitab sebagai makanan rohani dan penuntun kehidupan sehari-hari. Kaum injili juga menekankan penerangan dari rohkudus.  

1 comment:

TAMBAHAN DAN KONFIRMASI ULANG MENGENAI NUBUATAN YANG KAMI SAMPAIKAN MENGENAI BASUKI TJAHAJA PURNAMA

TAMBAHAN DAN KONFIRMASI ULANG MENGENAI NUBUATAN YANG KAMI SAMPAIKAN MENGENAI BASUKI TJAHAJA PURNAMA Seperti telah diketahui dan dibaca s...