SEJARAH SINGKAT BERBAGAI ALIRAN
PENAFSIRAN
Mempelajari sejarah hermeneutik
adalah suatu bidang yang sngat penting. Sejarah hermeneutik juga membuat
penafsir abad ke 20 sadar betapa banyaknya cara atau system penafsiran.
Mempelajari sejarah hermeneutik jelas membantu
penafsir modern memilih jalan yang lebih baik untuk menghindari
kesalahan-kesalahan yang sama:
1.
Cara
penafsiran orang yahudi : ezra – zaman tuhan yesus
Orang yahudi
memiliki sejarah penafsiran yang panjang. Ezra seorang ahli taurat/kitab, boleh
dilihat sebagai pelopor penafsir pada zman itu. Walaupun dalam arti sempit,
ezra adlah hanya seorang terpelajar yang giat mengajar hukum musa.
Penafsiran
harfiah
Penafsiran ini tidak terlalu
menonjol dalam Talmud.
Penafsiran
midrash
Sering kali mereka melangkah lebih jauh
sehingga memberi arti kepada suatu kata tanpa memperhatikan konteks, atau
menggabungkan bagian ayat yang mengandung kata-kata yang sama tanpa memperhatikan
tanpa memperhatikan apakah kata tersebut menunjukkan ide yang sama.
Penafsiran
elegori
Salah seorang penafsir ini adalah philo, ia
percaya bahwa tatkala pengarang-pengarang PL menulis,sesungguhnya mereka dalam
keadaan pasif dan tidak mengusai diri. Namun demikina ia tetap percaya bahwa
arti harfiah dari PL adalah kurang penting dibandingkan dengan filsafat orang
yunani. Untuk mengharmoniskan pendirianya sebagai seorang penganut yudaisme
dan pecinta filsafat yunani. Ia bertolak dari pandangan demikian. Ia
berpendapat arti harfiah hanya untuk mereka yang belum memiliki daya pemikiran
yang dewasa.
Penafsiran
tipologi
Manurut
james D.G. dunn motif eskhatologis demikian dapat terbaca dengan
memperbandingkan catatan mengenai taman eden dengan yesaya 11:6-8, amos 9:13.
Peristiwa keluar mesir dengan yesaya 43:16-21,52:11, hosea 2:14-20; daud dengan
penyelamat yang akan datang yang terdapat di yesaya 11:1; yeremia 23:5, ezejiel
34:23,37:24 dan lain-lain.
2.
Cara
penfsiran tuhan yesus dan orang Kristen abad pertama
Menurut C.H. Dodd dari cara
mereka mengutip PL menunjukkan pemakaian metode-metode tertentu. Merka
memperhatikan konteks dari kutipan-kutipan PL, dan mengambil konteks – konteks
tersebut sebagai dasar argumen mereka. Dan mereka pun memperhatikan proses
sejarah agama orang Israel secara keseluruhan.
3.
Cara penafsiran alegoris pada abad-abad
pertama
Di tinjau dari beberapa aspek
cara pnfsiran ini terdapat beberapa kelemahan yang cukup serius yaitu:
1.
Melalaikan
unsure-unsur sejarah sehingga seolah-olah fakta sejarah bukan sesuatu yang sungguh terjadi.
2.
Mereka
kurang memperhatikan bahwa wahyu allah diberikan secara bertahap, sehingga ada kalanya
PL di anggap lebih jelas dari PB
3.
Mereka
menganggap bahwa alkitab, terutama PL penuh dengan perumpamaan, teka-teki,
hal-hal yang sulit dimengerti sehingga harus memakai penafsiran alegoris untuk
menjelaskannya.
4.
Mereka telah
mengaburkan penafsiran tipologis dengan alegoris. Mereka juga condong
mencampurbaurkan alegori dengan “mistik” “arti rohani”
5.
Mereka
percaya bahwa filsafat yunani tercantum dalam PL, dengan mempergunakan
penafsiran alegoris, mereka dapat menemukanya.
6.
Cara ini
sangat subyektif dan condong kepada imajinasi yang tak terkontrol
7.
Dengan cara
ini akhirnya firman allah jadi kabur, tidak jelas.
4. Cara pengasiran harfiah pada abad-abad
pertama
Seorang
tokoh Theodore, seporang penafsir yang lebih unggul dari John Chrysostom,
seorang pengkhotbah yang terkenal denga bersama tokoh yang lain berpendapat
bahwa ilham adalah diberikan kepada penulis alkitab dalam keadaan sadar dan
melalui pemikiran mereka.
5. Cara penafsiran bapak-bapak
gereja latin dan medieval
1.
Ambrose , cara penafsiranya adalah
alegoris dan tidak memperhatikan pengertian sejarah. Metode penafsiranya banyak
dipengaruhi oleh bapak-bapak gerja yunani, terutama basil seorang penafsir
alegoris.
2.
Jerome, terkenal dengan vultage,
seorang penafsir yang tidak konsekwen dan ada kalanya tergesa-gesa.
3.
Augustinus, ia sering tidak konsekwen dalam pemakain teori ini dan di lain
pihak rupanya teori ini juga tidak diperhatikan dan dimengerti oleh orang lain.
Masa
medieval
Untuk
mendapat pandangan yang lebih obyektif beberapa tokoh pada zaman itu yang cukup
unik perlu diperhatikan:
Thomas
Aquinas (1225 – 1274)
Dia
berpendapat bahwa pertimbangan teologis harus berdasar pada arti harfiah
alkitab, namun, demikian ia tetap percaya bahwa alkitab memiliki 4 macam arti.
Nicholas
dari lyra (1279 – 1340)
Dia
tidak terlepas dari pengaruh pandngan-pandangan zaman itu, bahkan ia masih
menerima penafsiran tentang 4 pengertian tentang alkitab, tetapi pada
hakekatnya ia hanya menekankan dua pengertian yakni pengetian harfiah dan
mistik.
Aliran
mistik
Pada
abad pertengahan aliran mistik hidup berdampingan dengan pikiran skolastik.
Mereka menafsir hubungan kasih dalam kitab tersebut sebagai hubungan allah
dengan umatnya dan sukacita yang dilukis dalam kitab tersebutsebagai sukacita
dalam hubungan ini.
Hugo
dari st. victor (1096-1141)
Hugo
percaya bahwa alkitab mengandung tiga pengertian: sejarah, alegori, anagogi.
Richard
dari st. victor ( -1173)
Lebih
banyak memakai metode dialketik dan alegoris daripada hugo.
Bernard
dari clairvaux (1090-1153)
Ia
percaya bahwa bahw adengan merenungkan kristus jiwa manusia dipenuhi dengan
pengetahuan dan kegembiraan yang luar
biasa.
6. Cara penafsiran masa renaissance, reformasi,
post reformasi
Merupakan suatu reaksiterhadap
suatu skolastik, pertapaan biara dan otoritas gereja. Beberapa tokoh dari masa
itu yang perlu disinggung secara singkat disini adlah:
John Reuchlin (1455 – 1522)
Ia menunjukkan kepandaianya dalam
menguasai banyak pengetahuan, khususnya bahasa yunani, ibrani dan latin.
John Colet (1467 – 1519)
Colet telah banyak mempengaruhi
Erasmus sehingga ia lebih banyak memperhatikan bahas ayunani dan cara
penafsiran alkitab yang tepat.
Desiderius Erasmus (1466 – 1536)
Sumbangsih Erasmus terlihay dalam
penerbitan alkitab PB bahasa yunani.
Martin luther (1483 -1516)
Menurut F.F. bruce, martin luther
adalah seorang penafsir abad 16 yang paling berpengaruh.
John
Calvin (1509 – 1564)
Tafsiranya yang hampir mencakup
semua kitab dari alkitab adalah suatu karya yang begitu bernilai
7.
Cara-cara
penafsiran pada abad ke-19
Beberapa contoh dari abad ini
perlu diperkenalkan disini adalah:
Ferdinan Christian Baur (1792 –
1860)
Baur percaya kekristenan mula-muladitandai dengan perpecahan
antara gereja yerusalem dan misi paulus.
Julius Wellhausen (1844 – 1918)
Ia
berpendapat bahwa bahan-bahan tentang moralk agama yang lebih “kasar” atau
primitif harus dimasukkan kedalam masa yang lebih dini, sedangkan bahan-bahan
yang lebih “sopan” atau meju dapat digolongkan ke dalam masa agak kemudian.
Friedrich Daniel Ernst
schleirmacher (1768 – 1834)
Ia berpendapat bahwa walaupun dengan pendekatansejarah,
pembaca-pembaca moderndapat mengerti maksud dari penulis alkitab, tetapi mereka
tidak dapat memperoleh suatu berita yang relevan.
David Friedrich straus (1808 –
1874)
Straus mengambil pendekatan mistik ia tidak percayabahwa allah
yang melampaui universa, menguasai kehidupan manusia diatas bumi ini, sehingga
ia tidak dapat menerima kesaksian injil tentang kristus.
J.C.K. Von Hofmann (1810 – 1877)
Ia mencoba
mencari jalan keluar bagi dilemma antara golongan ortodoks dan liberal. Ia
berusaha menggabungkan teorii pengalaman agama dari schleirmacher,
analisa-analisa alkitab dan teologi Lutheran menjadi satu.
8.
Cara-cara
penafsiran abad ke-20
Pada abad 20 juga ditandai dengan
berkurangnya pengaruh dari gereja-gereja yang berada dieropa dana bertambahnya sumbangsih yang diberi oleh
gereja-gereja dari benua baru. Dan belakangan ini, makin menonjolnya kekuatan gereja-gereja
dari dunia ke tiga.
A. Neo-Ortodoks
Teologi ini
boleh disebut sebagai teologi barthian dilihat dari penkananya akan penghakiman
allah terhadap manusia teologi ini dapat disebut sebagai teologi krisis.
B.
Rudolf
Bultmann (1884 - )
Walaupun pandanganya
cukup radikal, ditambah lagi beberapa pengikutnya mendorongnya untuk lebih
ekstrim, dia dikatakan tetap percaya bahwa dalam bahasa mitos PB terkandung
kebenaran tertinggi, yang tidak lebih rendah darifirman allah yang diberikan
kepada manusia.
C.
Penafsiran
Hermeneutik Baru
Tokoh-tokoh
dari aliran ini, Ernst fuchs dan Gerhard ebeling, percaya bahwa hermeneutik
bukan sekedar menyelidiki hukum-hukum penafsiran saja. Sebab bahasa itu sendiri
sudah bersifat penafsiran dan eksistensial, maka hermeneutik harus maju
selangkah menyelidiki “makna” bahasa itu dan berusahasupaya PB berbicara kepada
pembaca modern lagi.
D.Penafsiran sejarah agama.
(religionsgeschichte, bahasa jerman)
Pendekatan
demikian menitikberatkan pengaruh agama-agama yang sezaman dengan PB terhadap
diri PB. Pada umumya aliran itudapat dibagi dalam tiga kelompok, yakni yang
memperhatikan pengaruh dari pikiran yahudi, yunani, dan gnostik atau agama
mistik.
E.
Penafsiran
Permulaan “Jiwa Universal”
Mengambil
gaya bahasa sebagai kunci penafsiran kisah para rasul, bukan penemuan ilmu
purbakala atau sejarah. Mereka percaya antara pengikut-pengikut yesus dan
gereja terdapat perbedaan pandangan yang dapat dipegang sebagai kunci
penafsiran, misalnya adanya “jiwa universal” dari gereja setelah masa rasul-rasul.
F.
Penafsiran
Sejarah Keselamatan
Percaya
bahwa otoritas alkitab terletak pada kemampuanya mengajak kita menghadapi fakta
yang lebih sempurna dan penting daripada apa yang sudah kita tau.
G.
Penafsiran
Eskatologi
Penafsiran dari golongan ini
sangat menekankan tema eskatologi. (teologi pengharapan)
H.Pelbagai Analisa (Criticism,
bahasa inggris)
Abad ke 20,
sebagai penerus abad 19, makin diramaikan oleh pelbagai analisa.
Analisa-analisa ini dikatakan terbatas kepada penafsir-penafsir tertentu. Juga
menunjukkan bahwa golongan injili mengambil sikap yang lebih terbuka
terhadapanalisa-analisa ini, dan berusaha memakainya dengan sikap membangun.
I.
Penafsir
Kontekstualisasi
Penafsiran-penafsiran
dari golongan ini tidak terlalu menghiraukan doktrin ortodoks mengenai
alkitab.yang dipentingkan oleh mereka adalah bagaimana alkitab dapat dipakai
sebagai dasar atau patokan dalam perjuangandi dunia ini dan pada masa kini.
J.
Penekanan
Terhadap tata bahasa dan latar belakang .
Para pelajar
penafsiran mungkin dibingungkan oleh pelbagai macam teori baru pada abad ini.
Teori-teori ini ada yang cukup moderat yang dekat dengan kaum injili, tetapi
ada yang sedemikian radikal dan ekstrim sehingga alkitab dipandang tidak lebih
dari catatan pengalaman agama, atau sekedar catatan iman kepercayaan gereja
mula-mula.
K.
Penafsiran
Golongan Injili
1.
Golongan
dispensasi
Mereka percaya bahwa sejarah
dapat dibagi dalam tujuh masa, yakni masa tak bersalah, masa hati nurani, masa
pemerintahan manusia, masa janji, masa hukum, masa anugerah dan masa kerajaan.
2.
Golongan
Fundamentalisme
Bertujuan melawan pikiran-pikiran
modernis. Pada dasarnya mereka sangat hormat kepada alkitab, hanya saying ada
sebagian pemimpin dari golongan ini menunjukkan sikap yang curiga terhadap
rasio.
3.
Golongan
Moderat
Menunjukkan jiwa penginjilan yang
tinggi, menghormati alkitab sebagai firman allah, tetapi juga menjaga mutu
akademisyang baik. Penafsiran mereka biasanya memperhatikan konteks, tata
bahasa, sejarah dan pengertian harfiah.
4.
Meditasi dan
Alegori
Memperhatikan fungsi alkitab
sebagai makanan rohani dan penuntun kehidupan sehari-hari. Kaum injili juga
menekankan penerangan dari rohkudus.
MANTAP BRO
ReplyDelete